BROMO TENGGER SEMERU NATIONAL PARK
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)merupakan salah satu Taman Nasional model di Indonesia dengan icon wisata alam dan jasa lingkungan. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki pesona alam yang tak tertandingi keindahannya.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kehutanan P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru berubah dari Balai TN. Bromo Tengger Semeru
menjadi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tipe B (eselon
II B).
A. F I S I K
1. Luas dan Letak
a. Luas
kawasan TN-BTS berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.178/Menhut-II/2005 tentang Penetapan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru seluas 50.276,20 Ha.
b. Pembagian
Zonasi TN-BTS atas dasar Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam Nomor : 68/Kpts/DJ-VI/98 tanggal 4 Mei 1998
adalah :
- Zona Inti : 22.006 Ha. - Zona Rimba : 23.485,2 Ha.
- Zona Pemanfaatan Intensif : 425 Ha.
- Zona Pemanfaatan Tradisional : 2.360 Ha.
- Zona Rehabilitasi : 2.000 Ha.
c. Secara geografis kawasan TN-BTS terletak antara 7" 54' - 8" 13' Lintang Selatan dan 112" 51' - 113" 04' Bujur Timur.
d. Berdasarkan
wilayah administrasi pemerintahan, TN-BTS termasuk dalam 4 (empat)
wilayah kabupaten yakni Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan
Lumajang - Propinsi Jawa Timur.
e. Batas kawasan taman nasional :
- sebelah
barat : Kabupaten Malang meliputi lima wilayah Kecamatan antara lain :
Tirtoyudo, Wajak, Poncokusumo, Tumpang dan Jabung.
- sebelah
timur : Wilayah Kabupaten Probolinggo meliputi Kecamatan Sumber dan
Kabupaten Lumajang wilayah Kecamatan Gucialit, Senduro.
- sebelah utara : Kabupaten Pasuruan wilayah Kecamatan Tutur, Tosari, Puspo dan Lumbang.
- sebelah barat Kabupaten Probolinggo wilayah Kecamatan Lumbang dan Sukapura.
- sebelah
selatan : Kabupaten Malang antara lain wilayah Kec. Ampelgading dan
Tirtoyudo, serta Kabupaten Lumajang wilayah Kec. Pronojiwo dan
Candipuro.
2. Topografi
Kawasan
TN-BTS berada pada ketinggian 750 - 3.676 meter dari permukaan laut,
keadaan topografinya bervariasi dari bergelombang dengan lereng yang
landai sampai berbukit bahkan bergunung dengan derajat kemiringan yang
tegak.
3. Geologi
Berdasarkan
peta Geologi Jawa dan Madura skala 1 : 500.000 dari Direktorat Geologi
Indonesia tahun 1963, formasi kawasan TN-BTS merupakan hasil gunung api
kuarter muda sampai kuarter tua.
4. Tanah
Jenis
tanah di TN.BTS berdasarkan peta Tanah Tinjau Propinsi Jawa Timur tahun
1966 adalah regosol dan litosol. Bahan jenis tanah ini adalah abu dan
pasir vulkanis intermedier sampai basis dengan sifat permiabilitas
sangat rapat dan lapisan teratas sangat peka terhadap erosi. Warna tanah
mulai dari kelabu, coklat, coklat kekuning-kuningan sampai putih,
dengan tekstur tanah pada umumnya pasir sampai lempung berdebu dengan
struktur lepas atau berbutir tunggal serta konsistensinya lepas atau
teguh dan keras.
5. Iklim
Suhu
udara di kawasan TN-BTS berkisar antara 5 sampai 22" C. Suhu terendah
terjadi pada saat dini hari dipuncak musim kemarau antara 3 ? 5" C
bahkan di beberapa tempat sering bersuhu dibawah 0" C (minus). Sedangkan
suhu maximum berkisar antara 20" C - 22" C. Berdasarkan klasifikasi
Tipe Iklim Schmidt dan Ferguson (1951), iklim di kawasan TN-BTS termasuk
tipe iklim A meliputi daerah Semeru Tenggara, tipe iklim B dengan nilai
Q sebesar 14,36 % dan curah hujan rata-rata 6604,4 mm/tahun (Semeru
bagian lereng selatan, puncak, dan lereng timur), tipe iklim C meliputi
daerah G. Argowulan, Penanjakan, Keciri, Blok Argosari, Ranu Kumbolo
sampai G. Jambangan, dan di bagian Laut Pasir, Ngadas, Ranu Pani, Blok
Watu Pecah sampai dengan Poncokusumo mempunyai ilkim D dengan nilai Q =
43,86 % dengan curah hujan rata-rata 166 mm/bulan dengan rata-rata hari
hujan 9,28 hari/bulan. Kelembaban udara di sekitar Laut Pasir cukup
tinggi yaitu maksimal mencapai 90 - 97 % dan minimal 42 - 45 % dengan
tekanan udara 1007 - 1015,7 mm Hg.
6. Hidrologi
Tercatat
lebih dari 50 (lima puluh) sungai dan 4 (empat) ranu/danau di dalam
kawasan TN-BTS yakni Ranu Pani, Darungan, Regulo, dan Kumbolo. TN-BTS
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengaturan tata air untuk
daerah sekitarnya, karena keberadaan mata air dari kawasan TN-BTS dapat
memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di beberapa desa juga
mampu memenuhi kebutuhan air untuk keperluan pertanian dan pembangkit
tenaga listrik.
B. BIOLOGI
a. Ekosistem
a. Ekosistem
Daratan Ekosistem daratan yang ada di TN.BTS pada umumnya berupa hutan,
meskipun demikian dapat dijumpai tipe-tipe khusus seperti Laut Pasir
dan ekosistem puncak gunung (Bromo dan Semeru). Berdasarkan perbedaan
tinggi tempat dan perbedaan suhu, formasi hutan TN-BTS dibagi menjadi 3
tiga zona antara lain :
- Zona
Sub Montane (750 - 1.500 m. dlp) Pada zona ini secara keseluruhan
tergolong tipe hutan hujan tropis dataran rendah sampai pegunungan
dengan tingkat keanekaragaman jenis dan kerapatan yang paling tinggi.
Formasi ini merupakan hutan primer dan bisa dijumpai di kawasan TN-BTS
bagian Semeru Selatan, Semeru Timur (Burno) dan Semeru Barat (Patok
Picis). Kawasan ini termasuk dalam Zona inti TN-BTS. Pada zona ini
lapisan tajuk didominasi oleh jenis-jenis dari famili Fagaceae,
Moraceae, Anacardiaceae, Sterculiaceae dan Rubiaceae. Jenis tumbuhan
bawah dan liana sangat melimpah, antara lain terdiri dari berbagai genus
Calamus, Piper, Asplenium, dan Begonia, serta famili Anacardiaceae,
Araceae, Poaceae dan Zingiberaceae. Disamping potensi tersebut diatas,
pada zona ini terdapat ekosistem hutan bambu yang cukup luas ( 500 ha),
serta merupakan habitat berbagai jenis anggrek alam baik yang tumbuh
sebagai epifit maupun terrestrial; beberapa diantaranya merupakan
species langka yang perlu mendapat perhatian khusus.
- Zona
Montane (1.500 - 2.400 m. dpl) Dominasi jenis yang terdapat pada zona
montane merupakan tumbuhan pioner yang tidak dapat hidup di bawah tajuk
yang tertutup. Secara umum jenis pohon yang mudah dijumpai di zona ini
antara lain : cemara (Casuarina junghuhniana), mentigi (Vaccinium
varingifolium), kemlandingan gunung (Albizzia lophanta), akasia (Acacia
decurrens), serta tumbuhan bawah seperti tanah layu/edelweiss (Anaphalis
longifolia), senduro (Anaphalis javanica), alang-alang (Imperata
cylindrica), paku-pakuan (Pteris sp.), rumput merakan (Themeda sp.), dan
calingan (Centella asiatica.).Jenis cemara (Casuarina junghuhniana) di
beberapa tempat/blok merupakan jenis pohon yang sangat dominan sehingga
membentuk ekosistem hutan yang homogen (Blok Cemorokandang, Arcopodo).
Laut Pasir Tengger ditumbuhi oleh vegetasi yang tahan terhadap kondisi
alam pegunungan serta pengaruh asap belerang yang keluar dari kawah
Gunung Bromo, seperti: cemara gunung, mentigi, kemlandingan gunung,
akasia (Acacia decurrens), serta tumbuhan bawah seperti tanah
layu/edelweiss, senduro (Anaphalis javanica), alang-alang, paku-pakuan
(Pteris sp.), rumput merakan (Themeda sp.), adas (Foeniculum vulgare)
dll. Selain itu TN.BTS merupakan habitat anggrek tanah yang endemik
yaitu Habenaria tosariensis.
- Zona
Sub Alpin (2.400 m dpl. keatas) Pada zona ini ditumbuhi pohon-pohon
yang kerdil pertumbuhannya dan miskin jenis. Jenis yang dominan pada
ketinggian ini adalah mentigi (Vaccinium varingifolium), dan cemara
gunung (Casuarina junghuhniana). Di beberapa tempat juga dapat dijumpai
kemlandingan gunung (Albizzia lophanta), dan bunga edelweiss (Anaphalis
longifolia).Di Gunung Semeru pada ketinggian lebih dari 3.100 m dpl.
kondisinya merupakan hamparan abu, pasir, dan batuan, tanpa vegetasi
sama sekali
b. Ekosistem
Perairan Di dalam kawasan TN.BTS terdapat 4 buah danau (Ranu ), 3 buah
Air terjun dan beberapa Sungai. Sebuah telaga terletak pada ketinggian
900 mdpl yaitu Ranu Darungan (Pronojiwo, Lumajang) dan 3 lainnya diatas
ketinggian 2000 mdpl yatiu Ranu Pani dan Ranu Regulo (Ds. Ranu Pani )
serta Ranu Kumbolo (Lereng Gn. Semeru).
sedangkan air terjun terdapat di Coban Trisula dan Ngadas.
- Flora
Berdasarkan
hasil inventarisasi yang telah dilaksanakan di beberapa blok kawasan
TN-BTS tercatat 1.025 jenis flora, dimana 226 diantaranya merupakan
famili Orchidaceae (Anggrek) yang memiliki nilai ilmiah tinggi, serta
260 tanaman obat-obatan/tanaman hias. Jenis yang banyak terdapat di
kawasan TN-BTS antara lain : Casuarina junghuhniana, Albizzia lophanta,
Acacia decurrens, Quercus sp, Eupatorium pallescens, Crotalaria striata,
Anaphalis javanica, Anaphalis longifolia, Foeniculum vulgare, Vaccinium
varingifolium, Styphellia pungeus, Sphagum sp, Mimosa sp, Pragmatis
herba, Myrisca sp, dll. Dari famili anggrek di blok Semeru Selatan
dijumpai 158 jenis, 40 jenis diantaranya tergolong anggrek langka dimana
3 jenis merupakan anggrek langka endemik jawa, 15 jenis endemik Jawa
Timur (2 jenis diataranya belum tergolong langka) dan 3 jenis anggrek
langka merupakan jenis khas Semeru Selatan (TN-BTS) yaitu : Malaxis
purpureonervosa, Meleola wetteana, dan Liparis rhodocila. Selain itu
terdapat pula Corybas fornicatus (anggrek mutiara merah) dan Macodes
petola merupakan anggrek yang dilindungi Undang-undang. Di samping
jenis-jenis di atas terdapat pula jenis tumbuhan pegunungan Tengger di
antaranya pakis uling (Cyathea tenggeriensis), putihan (Buddleja
asiatica), senduro (Anaphalis sp.) dan anting-anting (Fuchsia
magallanica).
- Fauna
Sampai
saat ini di kawasan TN-BTS belum diketemukan adanya jenis satwa liar
yang endemik. Dari hasil inventarisasi terakhir tahun 1996 dan
informasi, di TN BTS terdapat 158 jenis satwa liar yang terdiri dari
klass mamalia 22 jenis (15 jenis dilindungi Undang-undang), aves 130
jenis (27 jenis dilindungi Undang-undang) dan Reptilia 6 jenis. Potensi
fauna yang terdapat di TN-BTS relatif kecil baik dari jumlah jenis
maupun kerapatannya. Dari 15 jenis mamalia yang dilindungi antara lain
adalah : babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), macan
tutul (Panthera pardus), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix
brachyura), budeng (Presbytis cristata) dan beberapa jenis mamalia kecil
lainnya. Jenis-jenis burung yang dapat ditemukan di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru adalah rangkong (Rhycticeros undulatus),
bido (Spilornis cheela), paok ekor biru (Pitta guajana) dan belibis
(Anas superciliosa) yang hidup di Ranu Pani, Ranu Kumbolo, Ranu Regulo
dan Ranu Darungan. Sedangkan klas aves yang dilindungi undang-undang
antara lain Haliuastur indus, Falco mauccensis, Pavo muticus, Halcyon
cyanopventris, Pericrocatus miniatus, dan Parus mayor.
- Sejarah kawasan
Potensi
ekosistem atau kekayaan alam yang melatarbelakangi ditunjuknya kawasan
Bromo Tengger Semeru sebagai Taman Nasional adalah :
a. Fenomena
atau gejala alam yang unik yaitu berupa aktivitas gunung berapi (Gunung
Tengger) yang saat ini telah berubah menjadi 5 (lima) buah gunung yaitu
: G. Bromo (2.392 m dpl.), G. Batok (2.440 m dpl), G. Widodaren (2.614 m
dpl.), G. Watangan (2.601 m dpl.) dan G. Kursi (2.581 m dpl.), serta
Laut Pasir yang luas sebagai akibat letusan Gunung Tengger tersebut.
Disamping itu adanya G. Semeru yang merupakan gunung berapi tertinggi di
Pulau Jawa yang sampai saat ini masih aktif .
b. Flora
langka endemik yaitu dari famili Orchidaceae terdapat 40 jenis anggrek
langka, 15 jenis diantaranya endemik Jawa Timur, dan 3 jenis anggrek
langka endemik Semeru Selatan (TN-BTS) yang merupakan anggrek yang
dilindungi Undang-undang.
c. Potensi
hidrologis yaitu sebagai daerah tangkapan air bagi DAS - DAS penting di
Jawa Timur yaitu antara lain DAS Brantas dan Sampeyan Madura. Potensi
hidrologis ini amat menonjol sebagai penyangga sistem kehidupan. Pada
mulanya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berdasarkan fungsinya
terdiri dari kawasan komplek Pegunungan Tengger dan Jambangan/Semeru,
terbagi atas kawasan hutan Suaka Alam, Hutan Wisata, Hutan Lindung dan
Hutan Produksi. Hutan Suaka Alam dan Hutan Wisata dikelola oleh Balai
Konservasi Sumber Daya Alam IV (BKSDA IV), sedangkan Hutan Lindung dan
Hutan Produksi dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.
Perincian luas kawasan tersebut sebagai berikut :
- Cagar
Alam Laut Pasir Tengger seluas 5.250 hektar, ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Hindia Belanda tanggal 21 Pebruari 1919 No. 6 Stbl.
1919 No.90.
- Cagar
Alam Ranu Kumbolo seluas 1.340 ha, ditunjuk dengan Surat Keputusan
Gubernur Hindia Belanda tanggal 4 Mei 1936 No. 18 Stbl. 1936 No. 209.
- Cagar
Alam Ranu Pani dan Ranu Regulo seluas 96 hektar, ditunjuk berdasarkan
SK. Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 8 Desember 1922 No.25 Stbl.
1922 no. 765, dan selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 442/Kpts/Um/6/1981 tanggal 12 Juni 1981 dirubah statusnya
menjadi Taman Wisata Ranu Pani-Regulo.
- Taman
Wisata Ranu Darungan seluas 380 hektar, ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 508/Kpts/Um/6/1981 tanggal 21 Mei 1981.
- Taman
Wisata Tengger Laut Pasir seluas 2,67 hektar, merupakan perubahan
status dari Cagar Alam Tengger Laut Pasir, ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 198/Kpts/Um/5/1981 tanggal 13 Maret
1981. f. Hutan Produksi dan Hutan Lindung yang dikelola Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur seluas 43.210,20 hektar.
- Sejarah Penetapan Taman Nasional :
- Pernyataan
: Pada Penyelenggaraan Konggres Taman Nasional se-Dunia ke-III di
Denpasar Bali, Menteri pertanian menyatakan dataran tinggi bromo Tengger
dan semeru seluas 58.000 ha sebagai Taman Nasional bersamaan dengan 12
taman nasional lainnya, dengan SK No. 736/Mentan/X/1982 tanggal 14
Oktober 1982.
- Penunjukan
: Selanjutnya pada tanggal 12 Mei 1997, Menteri Kehutanan menunjuk
kawasan tersebut sebagai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seluas
50.276,20 ha melalui Surat Penunjukan No. 278/Kpts-VI/1997.
- Penetapan
: Pada tahun 2005, tepatnya tanggal 29 Juni 2005, Menteri Kehutanan
menetapkan secara definitif Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
beserta batas-batas yang ada di lapangan melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor SK.178/Menhut-II/2005 tentang Penetapan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru seluas 50.276,20 Ha yang terletak di Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur.
E. Sejarah Institusi Kelembagaan :
- Sejak
dinyatakan sebagai Taman Nasional pada tahun 1982, kawasan bromo
Tengger Semeru telah dikelola dengan sistem Taman Nasional oleh Balai
KSDA IV Malang melalui Proyek pengembangan Suaka Alam dan Hutan Wisata/
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru hingga tahun 1992.
- Pada
tahun 1992, untuk mengelola TNBTS dibentuk UPT TNBTS yang dikepalai
oleh seorang kepala Taman Nasional terpisah dari Balai KSDA IV Malang
(SK menhut No. 1049/Kpts-II/1992 tanggal 12 Nopember 1992.
- Pada
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1997 tanggal 31
Maret 1997 Struktur Organisasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
mengalami perubahan menjadi Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan menteri Kehutanan Nomor
P.29/menhut-II/2006.
- Perkembangan
terakhir Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berubah struktur
organisasinya menjadi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Tipe B berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :
P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007.
F. POTENSI PARIWISATA
1. POTENSI OBYEK WISATA ALAM DI TN. BTS
- Obyek Wisata Alam yang Sudah Berkembang di TN.BTS antara lain :
- Komplek Gunung Semeru
Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi ( 3.676 mdpl) di Pulau
Jawa. Dikalangan pecinta alam baik pendaki lokal, regional, nasional,
bahkan pendaki dari luar negeri (terutama Prancis) Gunung Semeru
merupakan sasaran pendakian sepanjang tahun. Bahkan pada beberapa tahun
terakhir setiap tanggal 17 Agustus Gn. Semeru dikunjungi ribuan pendaki.
Beberapa obyek di sepanjang rute menuju Gn. Semeru yang biasa dilalui
pendaki adalah :
#
Ranu Kumbolo Ranu Kumbolo (8 ha) terletak pada ketinggian 2390 m. dpl.
antara Ranu Pani dan G. Semeru. Ranu Kumbolo hingga saat ini merupakan
potensi obyek wisata - - yang menarik, di pinggir sebelah barat danau
terdapat prasasti peninggalan purbakala. Ranu Kumbolo merupakan tempat
pemberhentian/istrirahat sambil mempersiapkan perjalanan berikutnya.
#
Kalimati Kalimati merupakan tempat berkemah terakhir bagi para
pendaki sebelum melanjutkan perjalanannya menuju puncak Mahameru. Tempat
ini biasa digunakan beristirahat dikarenakan terdapat sumber air
(Sumber Mani) yang berjarak sekitar 500 Km dari Kalimati.
#
Arcopodo Arcopodo/Recopodo terletak pada pertengahan Kalimati dan
Gunung Semeru. Di tempat ini terdapat dua buah arca kembar yang dalam
bahasa Jawa dinamakan arco podo/reco podo. Tempat ini sering pula
dimanfaatkan pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan
perjalanannya ke puncak Mahameru.
#
Padang Rumput Jambangan Daerah padang rumput ini terletak di atas 3200
mdpl, merupakan padang rumput yang diselang-selingi tumbuhan cemara,
mentigi dan bunga Edelwis. Di tempat ini para pendaki maupun fotografer
sering mengabadikan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang
selalu mengeluarkan asap dan debu.
#
Oro - Oro Ombo Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya sekitar
100 ha berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit-bukit gundul
mirip sebuah mangkok berisikan hamparan rumput yang berwarna
kekuning-kuningan yang berlokasi di bagian atas dari tebing yang bersatu
mengelilingi Ranu Kumbolo. - Cemoro Kandang Kelompok hutan
cemorokandang termasuk gugusan Gunung Kepolo (3.095 m), terletak di
sebelah selatan padang rumput Oro-Oro Ombo. Merupakan hutan yang
didominasi pohon cemara (Casuarina junghuhniana) dan paku-pakuan.
#
Pangonan Cilik Pangonan cilik merupakan kawasan padang rumput yang
terletak di lembah Gunung Ayek-Ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu
Gumbolo. Daya tarik dari kawasan ini adalah merupakan lapangan yang
relatif datar di tengah-tengah kawasan yang di sekitarnya dengan
konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type
ekosistem asli.
- Komplek Bromo Tengger
1. Kaldera Tengger.
Daya
tarik utama TN-BTS adalah gejala alam yang unik dan spektakuler yang
dapat dinikmati dan didekati dengan mudah. Kaldera Tengger dengan 5
(lima) buah gunung yang berada didalamnya merupakan daya tarik
tersendiri, termasuk kisah geologi terbentuknya gunung-gunung tersebut.
Gunung
Bromo Daya tarik gunung ini adalah merupakan gunung yang masih aktif
dan dapat dengan mudah didaki/dikunjungi. Kekhasan gejala alam yang
tidak ditemukan ditempat lain adalah adanya kawah ditengah kawah
(creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang
mengelilinginya. Gunung ini juga merupakan tempat bagi berlangsungnya
acara puncak upacara ritual masyarakat Tengger (Kasada). Sejarah letusan
Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu
meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30
tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir
terjadi pada 2011
Sejarah letusan Bromo:
2011, 2004, 2000, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948,
1040, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909,
1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886,
1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858,
1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822,
1823, 1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767.
2. Gua/Gunung Widodaren.
Gunung/gua
Widodaren ini letaknya disebelah Gunung Batok dan merupakan potensi
obyek wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri. Salah satu daya tarik
obyek ini adalah bahwa lokasi ini merupakan tempat keramat berupa gua
dan sumber air suci. - Gunung Batok Gunung Batok terletak di sebelah Gn.
Bromo dan menjadi pemandangan yang menyatu dengan Gn Bromo.
Daya tarik utama adalah gunung ini merupakan habitat edelweiss. -Gunung Penanjakan Puncak G. Penanjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya.
Daya tarik utama adalah gunung ini merupakan habitat edelweiss. -Gunung Penanjakan Puncak G. Penanjakan merupakan tempat yang tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya.
- Komplek Pegunungan Tengger.
Keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir dengan
komplek Gunung Bromo dan sekitarnya yang dilatarbelakangi Gunung Semeru
dapat dilihat di lokasi ini.
Dari puncak Penanjakan ini dapat disaksikan/dinikmati pula indahnya
matahari terbit di ufuk timur berwarna kekuning-kuningan muncul dari
balik perbukitan.
b. Obyek Wisata Alam yang Sedang Berkembang / Dikembangkan di TN.BTS
- Coban
Trisula Coban Trisula merupakan air terjun yang berada di blok
Kalilajing, Seksi Konservasi Wilayah III. Keunikan dari Coban Trisula
adalah air terjun yang memiliki 3 (tiga) anak air terjun, yaitu Coban
Atas (air terjun pertama dari curahan sungai/kali Lajing); dibawahnya
berupa Coban Tengah (air terjun kedua yang bersumber dari aliran air
terjun pertama, di bawahnya terdapat kolam), dan Coban Bawah (air terjun
ketiga,bersumber dari aliran Coban Tengah). Selain air terjun, di dalam
kawasan Coban Trisula juga terdapat obyek - obyek wisata lainya.
- Gua Widodaren
Gua Widodaren merupakan salah satu tempat penting dalam ritual masyarakat Tengger . Menurut kepercayaan masyarakat Tengger air dari sumber tersebut merupakan air suci yang mutlak diperlukan bagi peribadatan mereka, sebagai contoh adalah upacara pengambilan air suci dari Gua Widodaren (Medhak Tirta) yang dilakukan sebelum Upacara Kasada.
Gua Widodaren merupakan salah satu tempat penting dalam ritual masyarakat Tengger . Menurut kepercayaan masyarakat Tengger air dari sumber tersebut merupakan air suci yang mutlak diperlukan bagi peribadatan mereka, sebagai contoh adalah upacara pengambilan air suci dari Gua Widodaren (Medhak Tirta) yang dilakukan sebelum Upacara Kasada.
- Sumur
Pitu/Gua Lava Sumur lava ini berada di tengah Kaldera Tengger tepatnya
di laut pasir Blok Kutho, dari kejauhan tampak seperti tumpukan bata
bekas kerajaan. Masyarakat setempat menamakan sumur/gua lava ini sebagai
Sumur Pitu. Sumur Pitu/Gua Lava ini terbentuk dari proses geo vulkanik
yang merupakan proses dari letusan Gunung Bromo.
- Pura/Padanyangan
Rondo Kuning Pure ini dibangun pada tahun 1996 dan direhabilitasi tahun
2001 oleh Penggelola Pura Mandara Giri Semeru Agung - Senduro
bersama-sama dengan umat Hindu di Ranupani. Pure ini merupakan salah
satu lokasi rangkaian upacara ritual Hindu di Ranu Pani berbeda dengan
rangkaian upacara di Gunung Bromo, namun pada upacara besar (Kasada)
salah satu lokasi pengambilan air suci adalah Ranu Pani.
- Prasasti
Ranu Kumbolo Prasasti ini terletak di tepi danau Ranu Kumbolo. Diduga
prasasti ini masih terkait dengan peninggalan Kerajaan Majapahit, yang
menceritakan perjalanan Mpu Kameswara untuk mencapai kesucian atau
kesempurnaan diri.
- Prasasti
Arcopodo Arcopodo/Recopodo terletak diantara Kalimati dan Gunung
Semeru. Di tempat ini terdapat dua buah arca kembar yang dalam bahasa
Jawa dinamakan arco podo/reco podo.
- Pure
Ngadas Desa Ngadas merupakan enclave TN.BTS. Penduduk asli Ngadas
adalah suku Tengger yang mayoritas memeluk agama Hindu. Salah satu
tempat peribadatan masyarakat Tengger di Ngadas adalah Pure Ngadas.
- Vihara
Ngadas Selain agama Hindu masyarakat Ngadas juga banyak yang menganut
agama lain, salah satu agama yang dianut masyarakat setempat adalah
agama Budha dengan aliran Budha Kejawen. Vihara ini merupakan tempat
beribadah penganut Budha di Ngadas. Di malam hari dapat didengar lagu
pujian terhadap sang Budha .
- Menanam
Pohon di Arboretum Kegiatan ini dapat dilakukan di blok hutan Pusung
Bingung dan Gunung Gending yang berada disekitar Ranu Pani dan Regulo
yang akan dijadikan sebagai lokasi arboretum. Selain bertujuan untuk
rekreasi dan bina cinta alam. Kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk
membantu program rehabilitasi kawasan. yang konon memiliki cerita atau
legenda terkait seorang tokoh. Dengan dibukanya Coban Trisula sebagai
obyek wisata baru di TN.BTS, telah banyak wisatawan yang berkunjung di
kawasan tersebut ( dengan retribusi tiket masuk tersendiri).
Ranu
Pani (1 Ha) dan Ranu Regulo (0,75 Ha) merupakan dua dari empat danau
yang terdapat di TN-BTS. Fasilitas yang tersedia di Ranu Pani-Regulo
antara lain Pondok Pendaki, Pondok Jaga, Pusat Informasi, Pondok
Peneliti, MCK, dan Camping Ground. Sejak tahun 2000 obyek ini telah
dilengkapi dengan sarana prasarana pengunjung, seperti guest house,
visitor center, dermaga, arboretum.
Kawasan
ini menjadi tempat singgah pendaki sebelum mendaki Gn. Semeru. Saat
ini, kawasan Ranu Pani Ranu Regulo juga telah diminati para wisatawan
yang sekedar berwisata menikamti panorama danau atau memancing, serta
banyak dimanfaatkan sebagai lokasi penelitian, praktek lapang atau
praktikum bagi perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur.
- Ranu Darungan Danau/Ranu
Darungan
mempunyai luas sekitar 0,5 Ha, terletak pada ketinggian diatas 750 m
dari permukaan laut. Daya tarik Ranu Darungan terutama adalah kekhasan
alam yaitu adanya hutan di sekitar danau yang relatif masih terjaga
kondisinya. Di Ranu Darungan pengunjung bisa menikmati suasana alam yang
tenang dan dapat menyaksikan keanekaragaman flora fauna, termasuk satwa
liar yang hidup bebas. Saat ini kawasan Darungan banyak dimanfaatkan
sebagai lokasi penelitian (anggrek, dan flora lainnya), praktek lapang
atau praktikum bagi perguruan tinggi yang ada sekitar TN.BTS.
c. Obyek Wisata Alam yang Belum Berkembang
· Hutan
alam (Ledok Malang - Ireng-ireng) Hutan di sepanjang jalur Ledok Malang
- Ireng-ireng merupakan hutan alam tropis yang didominasi oleh tumbuhan
sepat, suren, rotan, lianan, piji, bambu, pisang. satwa liar yang dapat
dijumpai di blok tersebut adalah jenis burung, macan tutul, babi hutan,
rusa, lutung. Sedangkan di Hutan alam sepanjang jalur pendakian (Ranu
Pani - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo) didominasi oleh tumbuhan sepat,
suren, rotan, liana, piji, cemara, senduro, anggrek dan edelweiss.
· Blok
Adasan Blok adasan terletak di laut pasir sebelah tenggara ke arah
Jemplang. Dinamakan adasan karena merupakan habitat dari adas
(Foeniculum vulgare). Hal yang unik dari blok ini adalah proses suksesi
dari tumbuhan adas. Di musim kemarau tumbuhan ini sengaja dibakar oleh
masyarakat agar muncul permudaan (trubusan) yang lebih baik di musim
penghujan. Selain itu penyebarannya berpindah-pindah menurut arah angin
yang menyebarkan bijinya.
· Hutan
Pananjakan - Dingklik Hutan di Blok Pananjakan - Dingklik merupakan
hutan campuran yang didominasi cemara dan akasia decuren, dan tumbuhan
daun lebar lainnya. Blok ini merupakan habitat ayam hutan. Selain itu
juga terdapat sumber air yang sangat penting bagi masyarakat sekita.
- POTENSI OBYEK WISATA BUDAYA
a. Pure
Agung Poten Pura Agung Poten yang berada di tengeh-tengah Lautan pasir
ini merupakan salah satu pusat peribadatan umat Hindu Tengger.
b. Gua
Widodaren Gua Widodaren merupakan salah satu tempat penting dalam
ritual masyarakat Tengger . Menurut kepercayaan masyarakat Tengger air
dari sumber tersebut merupakan air suci yang mutlak diperlukan bagi
peribadatan mereka, sebagai contoh adalah upacara pengambilan air suci
dari Gua Widodaren (Medhak Tirta) yang dilakukan sebelum Upacara Kasada.
c. Pura/Padanyangan
Rondo Kuning Pure ini dibangun pada tahun 1996 dan direhabilitasi tahun
2001 oleh Penggelola Pura Mandara Giri Semeru Agung-Senduro
bersama-sama dengan umat Hindu di Ranupani.
Pure ini merupakan salah satu lokasi rangkaian upacara ritual Hindu di Ranu Pani berbeda dengan rangkaian upacara di Gunung Bromo, namun pada upacara besar (Kasada) salah satu lokasi pengambilan air suci adalah Ranu Pani.
Pure ini merupakan salah satu lokasi rangkaian upacara ritual Hindu di Ranu Pani berbeda dengan rangkaian upacara di Gunung Bromo, namun pada upacara besar (Kasada) salah satu lokasi pengambilan air suci adalah Ranu Pani.
d. Pure
Ngadas Desa Ngadas merupakan enclave TN.BTS. Penduduk asli Ngadas
adalah suku Tengger yang mayoritas memeluk agama Hindu. Salah satu
tempat peribadatan masyarakat Tengger di Ngadas adalah Pure Ngadas.
e. Vihara
Ngadas Selain agama Hindu masyarakat Ngadas juga banyak yang menganut
agama lain, salah satu agama yang dianut masyarakat setempat adalah
agama Budha dengan aliran Budha Kejawen. Vihara ini merupakan tempat
beribadah penganut Budha di Ngadas. Di malam hari dapat didengar lagu
pujian terhadap sang Budha
sip....maju terus
ReplyDeleteSenang sekali bisa kenal Anda, ntar kalo saya main ke Tosari saya cari Anda....
ReplyDeleteSorry.... Bru bisa balas sekarang, banyak kesibukan jd gak sempat nengok kesini.
ReplyDeleteThank's atas Kunjunganya yach.........
Silahkan mampir klo ke Tosari
Suku tengger adalah salah satu dr sub suku jawa yang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri,maju terus mas bro bikin artikel lg yang menarik tentang suku tengger dan kebudayaannya agar menambah daya tarik wisatawan untuk berlibur ke bromo…semangat
ReplyDeleteiya trimaksih atas dukunganya.....
ReplyDeleteMantap lanjut
ReplyDelete